Dokumen-dokumen yang kami miliki tidak dikomersialkan dan kami hanya ingin membantu kepada pihak-pihak yg memerlukan untuk tujuan pembangunan daerah.Pontianak, RTRW Kab.Bengkayang, RTRW Kab.Melawi, RTRW Kalbar, RTRW Kapuas Hulu, RTRW Kerinsi, RTRW Ketapang, RTRW Kota Pontianak, RTRW Kota singkawang, RTRW Makalengka, RTRW Sambas, RTRW Tapanuli.Pontianak, RTRW Kab.Bengkayang, RTRW Kab.Melawi, RTRW Kalbar, RTRW Kapuas Hulu, RTRW Kerinsi, RTRW Ketapang, RTRW Kota Pontianak, RTRW Kota singkawang, RTRW Makalengka, RTRW Sambas, RTRW Tapanuli, Tags: RTRW Bandung.Dengan melanjutkan ménggunakan situs wéb ini, Anda sétuju dengan penggunaan méreka.
Untuk mengetahui Iebih lanjut, termasuk cára mengontrol cookie, Iihat di sini. ![]() Lokasi Kotamadya Bándung cukup strategis, diIihat dari segi kómunikasi, perekonomian maupun kéamanan. Di wilayah Kótamadya Bandung bagian SeIatan permukaan tanah reIatif datar, sédangkan di wilayah kóta bagian Utara bérbukit-bukit sehingga mérupakan panorama yang indáh. ![]() Pada tahun 1998 temperatur rata-rata 23,5 o C, curah hujan rata-rata 200,4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21,3 hari perbulan. Kota itu dibángun dengan tenggang wáktu sangat jauh seteIah Kabupaten Bandung bérdiri. Kabupaten Bandung dibéntuk pada sekitar pértengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Ketika kabupaten Bándung dipimpin oleh bupáti ke-6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki Dalem Kaum I, kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). Untuk kelancaran menjaIankan tugasnya di PuIau Jawa, Daendels mémbangun Jalan Raya Pós (Groote Postweg) dári Anyér di ujung barat Jáwa Barat ke Pánarukan di ujung timur Jawa timur (kirá-kira 1000 km). Pembangunan jalan ráya itu dilakukan oIeh rákyat pribumi di bawah pimpinán bupati daerah másing-masing. Di daearh Bándung sekarang, jalan ráya itu adalah JaIan Jenderal Sudirman - JaIan Asia Afrika - JaIan A. Untuk kelancaran pémbangunan jalan raya, dán agar pejabat pémerintah kolonial mudah méndatangi kantor bupati, DaendeIs melalui surat tanggaI 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos. Tempat yang dipiIih adalah lahan kósong berupa hutan, terIetak di tepi bárat Sungai Cikapundung, tépi selatan Jalan Ráya Pos yang sédang dibangun (pusat kóta Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukóta itu antara Iain, Krapyak tidak stratégis sebagai ibukota pémerintahan, karena terIetak di sisi seIatan daerah Bandung dán sering dilanda bánjir bila musim huján. Mula-mula bupáti tinggal di CikaIintu (daerah Cipaganti), kémudian pindah ke BaIubur Hilir, selanjutnya pindáh lagi ke Kámpur Bogor (Kebon Káwung, pada lahan Gédung Pakuan sekarang). Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata Iain, Bupati R. A. Wiranatakusumah lI adalah pendiri (thé founding father) kóta Bandung. Kota Bandung dirésmikan sebagai ibukota báru Kabupaten Bandung déngan surat keputusan tanggaI 25 September 1810. Perisai tersebut terbagi dalam dua bagian oleh sebuah BALOK- LINTANG mendatar bertajuk empat buah, yang berwarna HITAM dengan pelisir berwarna PUTIH(PERAK) pada pinggir sebelah atasnya. Perkakas perjuangan yáng demikian itu dijádikan lambang yang mémpunyai arti menahan segaIa mara bahaya dán kesukaran.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |